Niatlah atas nama Allah

Suatu Kebaikan menjadi bernilai bila dilakukan dengan ikhlas, dan akan menjadi celaka bila dilakukan dengan pamrih, Fastabiqul Khoirot - Berlomba-lombalah dalam kebaikan dengan niat karena Allah

Tuesday, October 28, 2014

Degradasi Moral Membela Ashobiyah dan Kekuasaan


Moral anak bangsa kian merosot, apa lacur.... maraknya berbagai aliran baik organisasi maupun partai membuat orang terkungkung dengan kebanggan berkelompok, merasa kelompoknya paling benar.
Itulah yang menjadi Degradasi Moral Anak Bangsa
Perilaku sudah menjangkit dari tingkat rakyat jelata sampai ke Pejabat negara.

Perilaku masa bodoh, tidak sopan dan tidak ramahm seperti cerita temen saya ini :



Heboh kasus Akil Muchtar akhir - akhir ini membuat saya sedikit berpikir kebelakang mengenai moral bangsa Indonesia. Ternyata moral kita sudah rusak, dari atasan sampai bawahan. Saya memang bukan orang yang patut dicontoh atau dijadikan teladan, namun apa yang terjadi di Indonesia membuat saya terkadang tertawa sendiri. Hari ini kisaran pukul 06.00 - 07.00 WIB di Jakarta saya menemui dua kejadian yang menggelitik. Yang pertama, saya melihat dua turis asing yang baru saja turun dari taksi di daerah matraman, mereka tampak kebingungan mencari arah. Dengan sifat orang Indonesia yang dikenal “ramah” saya menghampiri kedua orang asing tersebut dan menanyakan tujuan mereka. Salah satu diantaranya yang sibuk membuka peta Jakarta menunjuk kepada saya sebuah lokasi wisata, yaitu taman Fatahilah daerah Kota Tua di Jakarta Barat. Kemudian (lagi - lagi) dengan sifat orang Indonesia, saya kepo menanyakan mereka naik taksi dari mana dan bayar argo berapa?. Mendengar jawaban mereka, mata saya hampir saja keluar karena kaget, belum lagi jantung saya yang bisa dibilang segera copot karena tidak percaya akan apa yang didengar telinga saya. Kedua turis asing yang akhirnya saya tahu berasal dari Inggris itu membayar Rp.250.000 (Dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan perjalanan dari menteng ke matraman. Dua hal yang menjadi pertanyaan saya jika bertemu si supir taksi, 1. Ini Bule berdua dibawa muter kemana aja, kok bisa ampe segitu argonye?; 2. Sejak kapan Kota tua adanye di Matraman?
Ironis memang, disaat pemerintah sedang gencar - gencarnya mempromosikan negri tercinta ini dibidang pariwisata, masih ada oknum yang memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Alhasil, berhubung saya juga tidak terlalu terburu - buru, saya pun meluangkan waktu, dan menawarkan kedua turis itu untuk saya antarkan ke tujuan mereka. Tentu saja dengan senang hati mereka setuju, (Dapet guide gratisan boo) tapi sebelum jalan ke Kota Tua, mereka menawarkan kepada saya untuk mampir sebentar di sebuah minimart daerah Matraman.
Ketika sedang ngopi bareng dilantai dua, si bule menunjuk tiga anak berseragam batik, dan bertanya “apakah mereka pelajar?”. Saya melihat ketiga anak itu, dan sekali lagi saya merasa tertampar, melihat tiga siswa SMA yang nongkrong sambil merokok disana. Entah kebetulan atau apalah itu, yang jelas saya menjadi malu sendiri, ketika dua orang bule itu mulai menanyai tentang regulasi pendidikan di Indonesia. Dan saya hanya mampu menjawab seadanya saja.
Dua kejadian dalam sehari, dan saya seperti orang yang dilukai kemudian diberi cuka pada luka tersebut. Perih memang, saat menyadari bahwa adanya penurunan moral pada bangsa kita. Bayangkan saja, dari pejabat hingga supir taksi, bahkan yang masih berstatus pelajar pun dengan terang - terangan melakukan korupsi di negri ini. Wajar saja bila Justin Beiber mengatakan bahwa negri kita “antah berantah” toh kita sendiri yang menunjukkan sifat itu kepada orang luar.
Saya menjadi mempertanyakan, pernyataan Obama, Miss World, Miss Universe atau artis hollywood yang pernah mampir ke Indonesia dan berkomentar “orang Indonesia ramah”.  Mungkin pernyataan itu tidak akan keluar jika mereka datang sebagai turis biasa.

(bersambung)

No comments:

Post a Comment

Mohon tinggalkan pesan, kritik yang membangun agar Blog ini dapat bermanfaat. Terima Kasih